
GO-STAGE.com – Group band beraliran folk rock asal Irlandia, The CORRS, akhirnya hadir dan menggelar konser mereka di Jakarta. Konser yang dilakukan dalam rangkaian tour mereka yang bertajuk “The CORRS Form Jakarta With Love” dipromotori oleh Ravel Entertainment sukses diselenggarakan pada Sabtu, 8 Februari 2025 bertempat di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol, Jakarta.
Mulanya cukup sangsi jika konser mereka kali ini akan dipadati penonton, mengingat mereka juga baru saja bertandang dan menggelar konser di Jakarta pada bulan Oktober 2023 lalu, ditambah lagi banyaknya gelaran konser dari musisi manca negara yang diselenggarakan pada bulan Februari 2025 ini. Namun kekhawatiran akan sepinya penonton tersebut terpatahkan. Lebih dari 10.000 penonton memadati kursi penonton di BCIS. Dari pantauan kami hampir seluruh kursi dari seluruh jenis kelas tiket yang dijual terisi penuh. Berbeda dari konser mereka pada 2023 lalu, kali ini pihak penyelenggara meniadakan kelas festival (standing) dan membuat semua kelas dalam bentuk duduk (sitting).

Penonton dari berbagai kelas mulai memadati area BCIS sejak pukul 16.00 WIB, bahkan ada yang dari pukul 15.00 WIB karena pihak penyelenggara sudah mengumumkan di instagram mereka bahwa open gate dimulai pukul 15.00 WIB. Dari pemantauan kami, tidak terjali antrian mengular. Hal ini pertama disebabkan karena sistem scan langsung barcode pada tiket, jadi penonton langsung antri memasuki area pemeriksaan sesuai jalur kelas tiket (tanpa harus menukarkan tiket dengan gelang terlebih dahulu), check body dan barang bawaan, scan barcode dan setelahnya langsung diberikan gelang, dan langsung masuk/naik ke area lantai 1 (area tempat penjualan makanan dan minuman).
Lancarnya alur penonton saat masuk juga disebabkan karena di tiket kita sudah tertera nomor kursi untuk masing-masing jenis kelas yang dipilih. Hal ini tentunya sedikit banyak menimbulkan rasa nyaman bahwa kita pasti akan mendapatkan tempat duduk sesuai area pilihan kita tanpa harus berebutan. Karena sudah diberi tahu jadwal shownya, maka penonton juga masing-masing dapat mengatur waktu mereka sendiri misalnya untuk makan, sholat ataupun pergi ke toilet sebelum kemudian masuk ke area dalam BCIS tempat konser akan berlangsung. Sehingga alur penonton yang memasuki area venue juga terasa lancar dan tidak ada berdesakan sama sekali.

Menuju pukul 20.00 WIB penonton sudah bersiap dan tak lama kemudian penonton dihentak oleh gebukan drum Caroline Corr yang khas. Tadinya kita mengira layaknya kebanyakan konser artis manca negara di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Namun kali ini di luar dugaan gebukan drum Caroline tersebut ternyata menandakan dimulainya Konser The Corrs From Jakarta With Love malam itu.
Setelah Caroline, diiringi alunan musik pembuka, satu per satu personel The Corrs terlihat di panggung. Kemunculan Jim, Caroline, Sharon, dan Andrea serta beberapa pemain pendukung langsung disambut sorakan dan tepuk tangan penonton yang sudah tak sabar bernostalgia dengan penampilan mereka.

Setelah alunan musik pembuka, intro lagu “Only When I Sleep” terdengar sekaligus menjadi pembuka konser mereka malam itu. Begitu mendengar intro Lagu rock berirama lambat tersebut penonton sontak riuh dan mulai bernyanyi bersama Andrea. Lagu “Give Me a Reason” menyusul mereka mainkan. Lagu beraliran dance pop dari album In Blue itu sepertinya mulai membuat panas penonton. Terlihat penonton mulai terlihat banyak yang mulai bergoyang dari tempat duduk mereka.
Berhasil membuat panas suasana dengan dua lagu pembuka, Andrea mencoba menyapa penonton BCIS. “Selamat malam, Jakarta. Senang banget ada di sini, di negaramu yang indah ini.” kata Andrea membuka sapaan pertama malam itu. Andrea pun mengajak penonton untuk menikmati momen nostalgia yang akan dibawakan malam itu dan merayakannya bersama.

Andrea dan kawan kawan melanjutkan show malam itu. Terlihat Sharon bersiap dan mengambil ancang ancang untuk memainkan biolanya. Benar saja, gesekan senar biola Sharon yang khas membawakan potongan lagu instrumental “Lough Erin Shore” kembali membuat penonton berteriak. Permainan solo biola oleh Sharon ini kemudian menghantarkan pada lagu bernuansa lembut mereka, “Forgiven, Not Forgotten”. Penonton terlihat begitu menghayati lirik demi lirik lagu yang dibawakan Andrea. Sungguh momen nostalgia terasa begitu luar biasa.
Setelah membawakan lagu bernuansa lembut, penonton diajak ke era 2000an. Kali ini giliran lagu “Summer Sunshine” mereka bawakan. Sedikit gubahan diaransemen awal, namun begitu Andrea menyanyikan bait pertama dari lagu tersebut akhirnya penonton tahu jika lagu yang dibawakan adalah lagu Summer Sunshine.

Para personil The Corrs sungguh pandai menyusun setlist. Tanpa jedah yang berarti mereka meneruskan show malam itu dengan lagu yang sangat menggiring memori penonton terhadap deretan hits the Corrs. Ya, giliran lagu “What Can I Do” sukses menghayutkan memori penonton untuk bernostalgia.
Yang tidak kalah menariknya, The Corrs sepertinya memang ingin menyebarkan cinta dan ingin benar benar mengajak penonton mendengarkan lagu mereka seperti saat dulu pertama mereka dapatkan. Hal ini terdengar dari setiap lagu yang dibawakan sampai sejauh ini dibawakan sesuai versi aslinya.
Tanpa jedah dan basa-basi, The Corrs melanjutkan penampilan mereka malam itu. Giliran lagu “White Light” dan “Closer” mereka bawakan sebelum memberikan kejutan ke penonton dengan lagu “Don’t Say You Love Me” setelahnya. Spontan, karaokean penonton semakin kencang terdengar. Sampai sejauh itu, permainan masing-masing personil the Corrs terdengar stabil. Vokal Andrea pun juga masih terdengar prima, masih tetap powerfull dan tanpa ada hambatan berarti.

Pada giliran berikutnya The Corrs membawakan lagu cover yang cukup fenomenal dari penyanyi beraliran blues Jimi Hendrix, “Little Wing”. Gesekan senar biola Sharon begitu khas mengawal lagu ini sesuai dengan versi yang mereka mainkan. Begitu juga saat melodi gitar dimainkan pada bagian pertengahanlagu, terasa begitu menyayat hati dan begitu memorable.
Lagu “Joy of Life”, “Ellis Island” dan “All the Love in the World” menjadi pilihan berikutnya yang secara berurutan mereka bawakan, sebelum kemudian mereka membawakan lagu “Old Town”. Dibawakannya lagu ini sekaligus menjadi jawaban bagi penonton yang bertanya-tanya apakah lagu milik Phil Lynott ini akan mereka bawakan pada konser di BCIS.
Berkali-kali Andrea mengucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia dan memberikan tanda cinta ke penonton. Tanpa terasa sudah satu jam durasi yang mereka lalui di atas panggung dan penonton masih menunggu bahkan terdengar beberapa penonton menebak lagu apa yang kira kira akan mereka bawakan setelah itu. Benar saja, begitu intro lagu “Radio” dimainkan penonton pun kembali bergemuruh.

Lagu “Queen of Hollywood”, dan “Dreams” menjadi pilihan berikutnya yang dibawakan, dan suara hiruk pikuk penonton kembali bergemuruh manakala lagu “So Young” dibawakan. RIuh penonton semakin menjadi manakala mereka memainkan lagu berikutnya “I Never Loved You Anyway”.
Puncaknya adalah saat Andrea dan kawan kawan membawakan lagu “Runaway”. Lirik demi lirik dari lagu ini dilahap penonton yang membuat Andrea tertegun dan bersimpuh mendengarkan penonton kompak bernyanyi dari lirik pertama hingga refrain lagu tersebut. Tampak tersorot juga wajah artis Sherina Munaf pada layar ikut terhayut menyanyikan lagu ini bersama penonton lain.
Selepas lagu “Runaway” para personil the Corrs bergegas meninggalkan panggung dengan dihantarkan ucapan terima kasih dari Andrea. Penonton pun tertegun, apakah ini akhir dari konser mereka? Yes, 1,5 jam durasi sudah ternyata tanpa terasa. Suasana panggung hening sejenak, namun lampu belum dinyalakan. Penonton pun tahu, jika lampu ruangan belum dinyalakan pertanda show belum usai.

Benar saja, selang beberapa waktu kemudian, diiringi seruan penonton supaya show ditambah, para personil The Corrs kembali muncul di panggung disambut sorakan penonton. Jim dan Andrea kembali mengucapkan terima kasih atas sambutan yang begitu hangat dari penonton. Sesekali terdengar penonton berteriak, Breathless!
Tanpa menunggu lama, teriakan penonton tersebut dipenuhi oleh Andrea dan kawan kawan dengan membawakan lagu “Breathless”. Spontan penonton pun ikut bernyanyi dan bergoyang. Di atas panggung Andrea pun turut memandu penonton dengan memainkan tarian tarian kecil hilir mudik dari sisi kiri kanan dan kembali ke tengah panggung.
Setelah puas membuat penonton bergoyang, The Corrs kemudian membawakan lagu berirama instrumental mereka yang juga cukup fenomenal, “Toss the Feathers”. Gesekan senar biola Sharon dan permainan suling dari Andrea terdengar begitu khas. Lagu ini sekaligus menjadi akhir dari penampilan mereka di BCIS. “Thank you so much!” kata Sharon.
“Terima kasih, Jakarta!” tutup Andrea dengan disambut teriakan riuh penonton.
Wow …