
GO-STAGE.com – Gedung Tennis Indoor kawasan Gelora Bung Karno Senayan Jakarta menjadi saksi sejarah dari sebuah penghormatan dan penghargaan terhadap salah seorang legenda musik dangdut tanah air, A. Rafiq, dengan terselenggaranya Konser Pandangan Pertama Tribute To Arafiq, pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Konser yang diselenggarakan oleh Superlative bersama Prodigy Events ini merupakan sebuah perayaan musik lintas generasi yang menghadirkan kembali karya dan semangat sang legenda dangdut tanah air, A. Rafiq. Konser ini digagas oleh Fahd A. Rafiq, putra mendiang A. Rafiq, sebagai bentuk kerinduan sekaligus penghargaan terhadap perjalanan panjang dan kontribusi besar sang ayah dalam membentuk warna musik Indonesia.
Sederetan musisi lintas generasi yang tampil dan turut mendukung konser ini adalah Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Mansyur S., Kaka Slank, Nassar, Cici Paramida, Ranny Fahd A. Rafiq, Sonny Septian, Elma Theana, Group El Corona, dan Nelly Agustin. Sementara yang dinobat menjadi pembawa acara adalah komedian multi talenta Sule bersama dengan putri mendiang A. Rafiq yakni Fairuz A. Rafiq.
Ratusan penonton hadir memenuhi Tennis Indoor Senayan. Beberapa penonton bahkan ada yang sudah hadir dari siang, meskipun konser baru dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. Beberapa public figure dan juga pejabat turut hadir.
Pembukaan konser dibikin begitu meriah. Sekitar Pukul 20.15 konser dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Penonton dipersilahkan berdiri dan turut bernyanyi dengan khidmat. Kemudian lampu panggung dimatikan, selanjutnya muncul sosok sang legenda dangdut A. Rafiq dalam lingkaran di layar panggung diiringi intro lagu “Pandangan Pertama”. Dengan bantuan AI sang legenda dibuat bernyanyi melantunkan bait pertama lagu tersebut. Hal ini sontak membuat penonton terkejut, bersorak dan ikut bernyanyi.

Aksi panggung #TeamRoro setelahnya semakin membuat semarak acara pembukaan konser malam itu. Mereka beraksi dengan lincah menari diiringi instrumen potongan beberapa lagu dari A Rafiq. Penampilan TeamRoro ini sekaligus menghantarkan kemunculan ratu dangdut tanah air, Umi Elvy Sukaesih ke atas panggung. Malam itu Umi Elvy dinobat membawakan dua lagu A Rafiq, yakni “Bingung” dan “Ada Ada Saja”.

Tampilnya komedian Sule dengan gaya dan banyolan khasnya membuat suasana semakin meriah. Sule didaulat untuk menjadi MC berduet dengan salah satu putri mendiang yakni Fairuz A. Rafiq. Bertindak sebagai pembawa acara dan sekaligus wakil dari keluarga Fairuz menyampaikan maksud dari konser ini dibuat yakni untuk mengenang karya dan dedikasi ayah mereka.

Fairuz tak mampu membendung air matanya saat memanggil kakak kandungnya Fahd El Fouz A. Rafiq sebagai pencetus ide penyelenggaraan konser. Dalam kesempatan sambutannya, Fahd menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para tamu undangan dan juga penonton yang hadir. Mewakili keluarga A. Rafiq, Fahd juga menyerahkan plakat kepada Menteri Kebudayaan Fadly Zon sebagai bentuk ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia hingga terlaksananya gelaran konser “Pandangan Pertama”.
Acara dilanjutkan dengan penampilan penyanyi dangdut senior, Mansyur S membawakan lagu “Paris Barantai”. Sebagai sahabat, Mansyur S turut mengenang bagaimana kiprah A. Rafiq dalam tumbuh kembangnya musik dangdut tanah air. Pada akhir penampilannya Mansyur S membawakan penggalan lagu “Rembulan Bersinar Lagi” yang menurutnya sangat disukai oleh almarhum.

Setelah penampilan Mansyur S yang penuh nostalgia, para penampil berikutnya semakin membuat semarak konser malam itu. Kolaborasi Kaka Slank dan Ranny Fahd membawakan lagu “Milikku” cukup mendapatkan perhatian penonton. Begitu tahu yang tampil mereka berdua penonton bersorak dan tentunya turut bersenandung bersama.

Hadirnya group musik El Corona juga menarik perhatian. Group dangdut yang mengusung aliran musik berirama gambus ini ukup membakar histeria penonton dengan lagu “Milikku II” serta lagu hits mereka “Khayalanku”.

Setelahnya muncul Sule membawakan lagu “Tercantik Di Dunia”. Penampilan Sule yang bergaya dan memakai kostum ala A. Rafiq sangat menghebohkan dan membuat penonton terhibur. Terhadap mendiang A. Rafiq, Sule memiliki kenangan tersendiri, meskipun belum pernah berkesempatan bertemu langsung, Sule ternyata sangat mengidolakan mendiang, baik dari karya lagu-lagunya maupun aksi peran layar lebar. Bahkan saking mengidolakannya, jaman itu setiap ada layar tancap yang memutar film A. Rafiq akan dia datangi dan dia pasti duduk nonton paling depan.

Tak ketinggalan penampilan kakak adik, Elma Theana dan Sonny Septian. Sonny yang juga suami dari Fairuz malam itu berduet dengan sang kakak membawakan lagu “Pengalaman Pertama”, yang merupakan salah satu hit A. Rafiq yang terkenal.

Jarang muncul di perhelatan panggung musik, penampilan Cici Faramida mengobati kerinduan pencinta dangdut terhadap suara khasnya. Pada kesempatan tampil malam itu Cici membawakan salah satu lagu sendu-nya A. Rafiq, “Janji”.

Yang kembali selalu menghebohkan disetiap kemunculannya tak lain dan tak bukan adalah penampilan Nassar. Begitu ia muncul di panggung teriakan penonton pun terdengar seantero ruangan konser. Malam itu Nassar membawakan lagu “Cantik” serta disambung dengan penampilan Nelly Agustin yang membawakan lagu “Tampan”.

Setelahnya Nassar tampil kembali membawakan lagu “Gaya Jenaka”. Nelly Agustin rupanya punya kenangan tersendiri dengan A. Rafiq. Ia pernah berduet lewat lagu Duda Janda. Sementara Nassar mengenang A. Rafiq sebagai salah satu penyanyi dangdut yang berpengaruh terhadap keputusannya untuk mantap berkiprah di jalur musik dangdut.

Pada segmen akhir Konser Pandangan Pertama Tribute to A. Rafiq tampil sang raja dangdut Rhoma Irama. Tidak seperti biasanya, Rhoma Irama tidak tampil dengan group Soneta. Seperti halnya Mansyur S, sebagai sahabat, Rhoma Irama juga menceritakan masa-masa dimana ia dan A. Rafiq berjuang bersama membawa musik dangdut bahkan sampai dengan mendirikan yayasan. Rhoma Irama juga memimpin doa bersama untuk sang legenda dangdut A. Rafiq.

Sebagai wujud rasa rindu dan kehilangannya dengan sosok sahabat Rhoma Irama mempersembahkan lagu “Kehilangan” dan malam itu Rhoma Irama juga dinobatkan untuk membawakan lagu pamungkas yang menjadi judul konsernya sendiri, yakni lagu “Pandangan Pertama” bersama dengan Fairuz A. Rafiq. Keseruan dan kemeriahan Konser Pandangan Pertama Tribute To A. Rafiq ditutup dengan penampilan seluruh artis pendukung.

A. Rafiq dikenal pada era tahun 1969. Jalur dangdut mantab dipilihnya dengan corak dan ciri khas tersendiri. Dalam perjalanannya A. Rafiq juga kemudian dikenal dengan kekhasannya dalam berpakaian yang mirip dengan cara berpakaian penyanyi dunia Elvis Presley. Karena itulah, A. Rafiq kemudian dikenal sebagai “Elvis Presley Indonesia”, karena gayanya yang unik memadukan unsur dangdut, tarian India, silat, dan rock and roll.
A. Rafiq memulai karier musiknya sejak bergabung dengan Orkes Kemala Ria, kemudian menjadi terkenal setelah merilis lagu “Insyaflah” pada tahun 1969 dan populer dengan lagu “Pengalaman Pertama” pada tahun 1977. Selain dikenal sebagai penyanyi, A. Rafiq juga terjun ke dunia peran. Beberapa judul film yang pernah diperankannya adalah Intan Berduri tahun 1972, Sebatang Kara dan Segenggam Harapan tahun 1973, Pengalaman Pertama tahun 1977, Pandangan Pertama dan Dari Mata Turun Ke Hati tahun 1978, Karena Dia dan Milikku tahun 1979, dan film Cantik produksi tahun 1980.
Konser Pandangan Pertama Tribute To A. Rafiq berhasil mengobati kerinduan para pencinta dangdut khususnya kerinduan akan dikumandangkannya lagu-lagu A. Rafiq pada sebuah perhelatan pentas musik. Sebenarnya selama ini timbul pertanyaan juga, kenapa belum pernah ada terpikir membuat sebuah perhelatan untuk mengenang sosok dan karya-karya A. Rafiq, padahal beliau adalah termasuk salah satu legenda musik dangdut tanah air dan memiliki ke-khasan tersendiri yang belum tentu bahkan tidak dimiliki penyanyi lain.
Dan akhirnya pertanyaan itu terjawab dengan terselenggarakannya konser khusus untuk mengenang sosok dan karya-karya beliau. Hebatnya lagi ide nya justru tercetus dari anak-anak beliau sendiri. Konser ini tidak hanya menampilkan, tapi juga menceritakan betapa besarnya nama dan sosok A. Rafiq.
(Naskah: Miriana P/Photo: Zasmi Arel)