Liburan panjang menyambut tujuh belasan saya sekeluarga memutuskan untuk melakukan tradisi “nyekar” ke daerah Madiun dan Ponorogo. Tadinya saya ingin mengupas cerita tentang seputar tradisi nyekar yang dilakukan kebanyakan orang jawa tersebut. Namun mengupas cerita tentang sebuah SPBU di wilayah Tegal ternyata lebih menarik perhatian saya. Sekitar pukul setengah tujuh pagi, perjalanan kami tiba di wilayah Tegal. Karena rasa kantuk yang tidak bisa dielakkan, akhirnya diputuskan untuk mencari tempat istirahat. Diputuskan untuk singgah di SPBU yang memang biasa dijadikan tempat melepas lelah. Sambil diskusi, di depan terpancang papan nama bertuliskan “SPBU Muri 67 Toilet Bersih”. Tadinya kami tidak tahu kalau SPBU itu adalah SPBU yang sempat menjadi pemberitaan karena tercatat di Rekor Muri. Setelah parkir dan berhenti, barulah kami tahu semuanya. Kalau dilihat dari luar, SPBU ini sepintas sama seperti SPBU lainnya. Namun, ketika sudah berada didalam baru kita akan menemukan perbedaannya.
Aslinya nama SPBU tersebut adalah SPBU Sintawati sesuai dengan si empunya. Namun kemudian lebih dikenal dengan SPBU Muri, sebab di tempat itu tersedia 67 toilet bersih yang tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri) dan hingga kini rekornya belum terpecahkan. Beberapa fasilitas layanan yang tersedia di SPBU Muri adalah:
Toilet
Seperti dikupas diatas, SPBU Muri menyediakan 67 toilet bersih. Pencantuman kata “bersih” di papan nama tidak hanya sekedar pencantuman, tapi disertai dengan kondisi nyata. Kebersihan sepertinya memang menjadi prioritas utama dari pengelola. Ketika memasuki ruang toilet kita akan merasakan layaknya memasuki ruangan toilet di hotel berbintang (meskipun tidak persis betul). Hal ini memang sudah menjadi bagian dari pelayanan yang diterapkan, begitu kita keluar dari toilet, maka petugas langsung membersihkan bagian dalam dan lantai luar toilet. Untuk menggunakan toilet ini, kita cukup mengeluarkan uang kecil Rp 1000 (untuk buang air kecil) dan Rp 2000 (untuk buang air besar dan mandi).
Ruang istirahat
SPBU Muri juga menyediakan ruang khusus untuk istirahat/tidur. Dengan hanya membayar Rp 15.000, kita sudah bisa menikmati tidur di kasur yang empuk dan bersih dan diruangan ber-AC selama 12 jam. Caranya pun tidak rumit, kita tinggal datang ke kasir, membayar sesuai tarif, kemudian kita akan mendapatkan seprai bersih dan masih terbungkus serta kunci, lalu kita tinggal menyerahkan seprai dan kunci tersebut kepada petugas. Untuk menjaga kebersihan dan kebisingan, kita tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke ruang istirahat, sehingga kenyamanan ruang istirahat benar-benar terjaga.
Pijet Reflexi
di SPBU Muri tersedia juga layanan pijet reflexi. Caranya pun sama seperti diatas, kita tinggal datang ke kasir, bayar seharga Rp 36.000, kita sudah bisa menikmati pijet reflexi selama 45 menit.
Cafe
SPBU Muri dilengkapi juga dengan cafe yang dilengkapi AC dan menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman ringan. Harganya pun relatif murah dab terjangkau.
Mini Market
Disamping cafe, terdapat juga mini market yang menyediakan berbagai macam barang keperluan yang sekiranya diperlukan oleh pengunjung dan juga makanan dan minuman ringan serta beberapa panganan khas daerah Tegal.
Ruang Menyusui dan Mengganti Popok
Bagi pengunjung yang membawa bayi dan anak balita, tersedia juga ruang untuk menyusui dan untuk mengganti popok.
Mushola
Seperti SPBU lainnya, SPBU Muri juga menyediakan mushola tempat ibadah. Tidak seperti kebanyakan mushola di SPBU lainnya (yang terkesan hanya sekedar “tempat”), mushola di SPBU Muri terawat dengan baik dan dilengkapi dengan AC. Sehingga kenyamanan kita beribadah sangat terjaga.
Area Merokok
Di bagian tengah bangunan tersedia juga area khusus bagi mereka yang perokok. Ruangan ini dilengkapi dengan kursi dan meja yang diatur sedemikian rupa layaknya sebuah restoran. Sebenarnya area ini tidak hanya diperuntukkan bagi perokok, pengunjung lain pun bisa memanfaatkan area ini untuk bersantai melepaskan kepenatan dan menyantap makanan yang dipesan dari cafe.
Disamping beberapa layanan fasilitas tersebut diatas, SPBU Muri juga memberikan program hadiah. Khusus bagi para pengemudi yang mengisi bahan bakar tersedia hadiah Rp 50.000 apabila operator BBM tidak menunjukkan angka nol sebelum pengisian, tidak mengucapkan terima kasih, dan tidak mengembalikan kembalian sepenuhnya (toleransi di bawah Rp 100). Sementara bagi pelanggan mini market dan cafe, apabila tidak menerima bukti pembayaran dan terjadi kesalahan hitung atas barang yang dibayarkan, maka kita bisa komplein dan mendapatkan penggantian sebesar Rp 100.000. Di bagian dalam, beberapa pengumumanpun dipasang, misalnya di pintu kaca ruang istirahat dan di dinding arah ke toilet dan dinding seputar area merokok dituliskan pengumuman yang menyebutkan bahwa jika kita menghendaki salah satu ruangan atau tempat tersebut merasa perlu untuk dibersihkan, maka silahkan hubungi nomor telepon yang tertera. Tidak hanya itu, setiap ruangan juga dipasang CCTV. Jadi jangan takut ada barang yang kehilangan.
Dari cerita pengalaman diatas, sungguh menarik. Sebuah tempat pengisian bahan bakar disulap dan dikondisikan menjadi tempat yang menyediakan hampir semua layanan yang memang sering dibutuhkan para pengemudi/pengunjung yang menempuh perjalanan jauh. Pembangunan citra dan penciptaan image yang baik tentang sebuah SPBU patut dijadikan contoh atau tepatnya menjadi percontohan bagi para pengelola SPBU lainnya. Sambil duduk menikmati minuman ringan saya berpikir, sebenarnya konsep yang diterapkan oleh pengelola sangat-lah sederhana, didasari dengan pengamatan tentang hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh pengunjung maka pengelola berusaha bagaimana menyediakan fasilitas layanan yang memang menjadi kebutuhan utama para pengunjung. Hal yang kemudian menjadi penunjang adalah konsistensi pihak pengelola untuk menjaga image tentang sebuah SPBU yang menyediakan hampir semua fasilitas layanan dan terjaga kebersihannya. Kata “bersih” memang menjadi penting, karena justru disinilah kekuatannya dan dibuktikan dengan kondisi nyata. Sehingga, pengunjung yang singgah merasa nyaman dan tidak hanya sekedar singgah seperti layaknya di SPBU kebanyakan.
Om Arel apa khabar?
masih inget sama saya?
Saya anaknya pak Nugroho ^^!
haii… kunjungan balik.
akhirnya………. ada juga toilet bersih di spbu hihihi…