GO-STAGE.com – Tuslah merupakan kuartet jazz gabungan dari instrumen piano, synthesizer, hammond organ dan drum. Nama Tuslah sendiri berarti keyboard dan drum dari bahasa Belanda. Kuartet yang beranggotakan Riza Arshad (synthesizer), Sri Hanuraga (akustik piano), Adra Karim ( hammond organ) dan Elfa Zulham (drum) tampil di Bank Jatim Jazz Traffic Festival (JTF) 2014 pada kesempatan hari kedua, Minggu (23/11/2014).
Format musik jazz yang ditawarkan oleh kuartet ini memang masih agak asing buat penonton biasa. Mereka mengusung format jazz tanpa instrumen bas yang belum begitu populer di tanah air. Mungkin inilah yang menyebabkan ruangan Convention Hall gedung Grand City Surabaya terasa lengang saat mereka tampil.
Meskipun irama musik mereka belum familiar di telinga penonton, namun personil dari Tuslah ini memiliki segudang pengalaman yang tidak main-main. Riza Arshad, ketika umur 15 tahun telah bergabung di grup progesif rock RaraRaga di bersama Iwan Arshad, Raidy Noor dan Cendi Luntungan. Dia belajar bermusik jazz melalui pianis Aries Dauna, Bambang Nugroho, gitaris Jack Lesmana dan multi kibordis Indra Lesmana. Bersama Arie Ayunir tahun 1993 dia membentuk grup etno progresif jazz simakDialog dan telah merekam 6 album. DI kanca international, Riza meraih posisi ke 2 sebagai pemain elektrik piano Rhodes setelah Chick Corea menurut polling wartawan De Clubbe Jazz Argentina pada tahun 2010.
Adra Karim, bermain piano sejak kecil dan mulai fokus ke musik jazz sekitar awal tahun 2000. Pernah mengikuti program pra-kuliah di Institut Musik Daya Indonesia dan pindah ke Belanda tahun 2006 untuk mempelajari Jazz Organ di ArtEZ, Enschede dan Prins Claus Conservatorium (PCC), Groningen. Tahun 2013 mendapat kesempatan untuk mewakili Groningen di program the Next Generation Jazz pada Jazz Dag Festival Rotterdam. Di tahun yang sama, Adra menyelesaikan program Magister di PCC, berfokus pada pengaruh musik Bali dalam aransemen dan komposisi Jazz.
Sri Hanuraga, umur 17 tahun mulai mendalami musik jazz di bawah arahan Indra Lesmana. Dua tahun kemudian pindah ke Amsterdam untuk belajar di Conservatorium van Amsterdam. Debutnya di international boleh diacungi jempol, dia pernah memenangkan soloist prize di East os Eastern Jazz Festival di Nijmegen, Belanda pada April 2006, juara kedua YPF Jazz Piano Competition, Belanda pada Januari 2009. Tahun 2011 dia lulus suma cumlaude dari master program in Jazz Piano Performance Conservatorium van Amsterdam dan tampil di North Sea Jazz festival dan Concertgebouw Amsterdam.
Elfa Zulham, bermusik dari umur 8 tahun. Di tahun 2000 belajar teori musik dan Jazz drumming dengan Aksan Sjuman di Institut Musik Daya Indonesia. Dia meraih sarjana musik dari departemen Jazz di Prins Claus Conservatory di Groningen, Belanda tahun 2010 silam dan sempat mendapatkan beasiswa pemerintah Belanda untuk melanjutkan studi di Philadelphia, USA.
Dalam JTF 2014 ini Tuslah membawakan lima lagu. Salah satu lagunya yang berjudul Epistrophy adalah sebuah lagu yang terinspirasi dari pidato Ir. Soekarno. Lagu tersebut digubah oleh Sri Hanuraga. Ia mangatakan bahwa setiap perkataan seseorang pasti mengandung sebuah nada. Dari situ dia menggabungkan nada-nada tersebut dan terbentuk sebuah lagu.
Aga panggilan akrab Sri Hanuraga mengakui bahwa musik mereka termasuk musik sulit. Namun mereka cukup kagum dan dengan antusiasme penonton yang tetap mendengarkan permainan musik mereka sampai selesai. Di akhir pertunjukkan Aga membagi-bagikan CD yang juga disambut sangat antusias oleh penonton. (All photos by Zasmi Arel)
GO-STAGE 
Discussion
No comments yet.