GO-STAGE.com – Hari terakhir penyelenggaraan Synchronize Festival 2018 Minggu, 7 Oktober 2018 sepertinya benar-benar menjadi klimaks dari festival musik tahunan yang diadakan oleh Demajors dan Dyandra Promosindo ini. Beberapa group band lawas yang dinantikan seperti Jamrud, Padi Reborn dan Dewa 19 menjadi magnet tersendiri bagi penonton.
Tidak hanya itu, di hari ketiga ini pihak penyelenggara menempatkan satu group lawas yang genre-nya lain daripada yang lain, mereka adalah group Nasida Ria. Sesuai dengan namanya, Nasida Ria menyuguhkan irama musik yang beda dari yang biasa dibawakan pada festival musik besar, yaitu irama kasidah.
Nasida Ria adalah sebuah kelompok musik kasidah modern Indonesia yang terdiri dari 9 wanita yang berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Kelompok yang dibentuk pada tahun 1975 dikelola oleh H. M Zain dan Hj. Mudrikah Zain yang kemudian dilanjutkan oleh Choliq Zain. Nasida Ria adalah salah satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia.
Pada awalnya kelompok musik ini hanya menggunakan rebana sebagai alat musik. Setelah wali kota Semarang waktu itu Iman Soeparto Tjakrajoeda yang kebetulan penggemar mereka menyumbangkan alat musik organ, group ini pun kemudian berbenah dan melengkapi penampilan mereka dengan beberapa alat musik lainnya yaitu gitar, bass dan biola.
Yang menjadi kekhawatiran atas kemunculan mereka sebagai salah satu line-up di hari ketiga Synchronize Festival adalah sepinya penonton, mengingat tidak semua orang familiar dengan irama musik kasidah. Namun kekhawatiran tersebut terbantahkan. Tampil satu jam sebelum break magrib, pelataran Dynamic Stage yang menjadi panggung tempat tampilnya mereka penuh dipadati penonton, yang notabene jauh dari umur dan generasi musik mereka.
Tampil diawali dengan do’a bersama, Nasida Ria mencoba membawakan lagu-lagu yang setidaknya pernah menjadi hit. Diluar dugaaan, penonton lintas genre yang hadir ikut bergoyang dan bernyanyi, meskipun hanya hafal pada bagian tertentunya saja. Seperti saat lagu “Perdamaian” dikumandangkan, riuh sorak dan goyangan penonton terdengar dan terlihat sepanjang pelataran areal Dynamic Stage.
Usai membawakan lagu “Perdamaian”, Nasida Ria berganti vokalis dan membawakan single “Kota Santri”. Sepertinya penonton tidak asing dengan lagu ini mengingat single ini kemudian dipopulerkan juga oleh Anang dan Krisdayanti. Lagu lain yang cukup terkenal dan fenomenal “Dunia Dalam Berita” tak ketinggalan mereka bawakan. Sebagai penutup, Nasida Ria membawakan lagu hitsnya, “Wajah Ayu untuk Siapa”. Pada lagu ini ada satu kata atau penggalan yang cukup membekas dan berulang di telinga penonton, yaitu kata-kata “si kampret”.
Kehadiran group Nasida Ria di festival musik sekaliber Synchronize Festival patut diacungi jempol, khususnya buat penyelenggara dan tim kreatifnya. Synchronize Festival bisa dikatakan adalah festival musik yang di tahun ketiga penyelenggaraannya tetap konsisten pada jalurnya untuk menempatkan, mengangkat, dan menampilkan band-band lokal. Band lokal yang ditampilkan pun tidak hanya yang besar dan punya nama saja, beberapa band daerah pun diberi ruang yang sama. Tidak hanya itu, band-band yang ditampilkan pun bukan hanya dari genre yang kekinian, tapi juga band-band lawas dan dari berbagai aliran musik.
Seperti keputusan menampilkan Nasida Ria, sepertinya baru di Synchronize Festival ide gila ini terlaksana. Betapa tidak, tim kreatif mereka terpikirkan dan mau menampilkan sebuah group lawas dan jauh dari genre yang mungkin disukai oleh kaum milenial, bahkan mungkin bagi group Nasida Ria sendiri tidak pernah terpikirkan dan berasa mimpi bisa diberi tempat dan tampil di Synchronize Festival, dan kehadiran mereka diluar dugaan diterima dengan suka ria oleh penonton yang notabene jauh dari genre mereka.
Selain Nasida Ria, hari terakhir juga diisi dengan penampilan Shaggydog, Jamrud, serta Padi Reborn. Kemudian penampilan dari Endah N Rhesa Extended, sebuah kolaborasi musik antara Endah N Rhesa, Classmate Journal dan Beda. Sedangkan dari era 80an Candra Darusman & Friends akan menyuguhkan lagu-lagu dari album tribut Detik Waktu. Dan juga Manumata grup hip-hop cilik berbakat asal Maluku, hingga penampilan dari Javabass Sound System, pionir kolektif musik drum dan bass lokal. Ada juga Diskopantera, sebagai puncaknya adalah penampilan yang ditunggu tunggu yaitu reuni akbar dan pertama kali terjadi yaitu Dewa 19 feat. Ari Lasso & Once Mekel.
Photo by: Zasmi Arel
Discussion
No comments yet.