Traveling

Pengrajin Emas dan Perak: Potret Profesi Turun Temurun di Desa Tanjung Batu

Seringkali sebuah cerita rakyat atau legenda dihubungkan dengan kebudayaan dan kemahiran penduduk dimana cerita atau legenda tersebut diyakini berasal. Begitu juga halnya dengan cerita rakyat atau legenda yang berkembang di tanah kelahiran saya, Desa Tanjung Batu yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Sebut saja cerita mengenai Sang Sungging dan Puteri Senuro atau Puteri Pinang Masak. Keahlian yang diwariskan oleh Sang Sungging dalam hal bertukang dan membuat kerajinan serta kemahiran Puteri Pinang Masak dalam membuat anyaman diyakini erat sebagai cikal bakal bidang usaha dan mata pencaharian penduduk yang berkembang di beberapa desa di Kecamatan Tanjung Batu.

Sejak kecil, setidaknya saya melihat dua kategori umum keahlian yang kemudian menjadi mata pencaharian penduduk asli, yaitu bertukang dan membuat kerajinan, meskipun tidak dipungkiri juga ada yang berkebun, berladang atau menangkap ikan. Masing-masing desa mempunyai spesifikasi bidang usaha atau mata pencaharian sendiri.

Sebut saja Desa Meranjat misalnya, terkenal dengan usaha membuat golok atau pisau dari besi. Bidang usaha ini juga bisa ditemui di Desa Tanjung Laut dan Desa Tanjung Pinang, di kedua desa ini juga dikenal dengan usaha tenun songket-nya. Kemudian ada lagi Desa Tanjung Atap terkenal dengan usaha kerajinan pembuatan alat-alat memasak dari bahan aluminium. Desa Senuro disamping perkebunan dan ladang terkenal juga dikenal dengan usaha anyaman. Sementara untuk bidang pertukangan (kayu) terpusat di Desa Tanjung Batu Seberang. Desa ini sekarang bahkan sudah dikenal sebagai pusat usaha pembuatan Rumah Kayu Knock Down dan sudah merambah pasar Internasional.

Di desa kelahiran saya sendiri, Desa Tanjung Batu, bidang usaha atau mata pencaharian utama penduduknya didominasi oleh usaha kerajinan. Jenis kerajinan yang ada diantaranya adalah kerajinan kuningan (pembuatan perlengkapan pengantin), kerajinan emas dan perak. Dari jenis kerajinan tersebut, kerajinan emas dan perak mendominasi sebagai mata pencaharian utama penduduk. Bidang usaha ini kemudian oleh penduduk lokal lebih dikenal dengan istilah “pande” atau “kamasan”. Profesi pengrajin emas dan perak ini sudah dilakoni oleh masyarakat sejak dahulu. Jika kita berkunjung ke rumah penduduk, hampir setiap rumah memiliki atau menekuni bidang ini, termasuk orang tua saya. Sehingga citra usaha ini sebagai usaha rumahan sudah melekat dari dahulu.

Namun jika berkunjung ke desa yang terletak sekitar 55 kilometer selatan Kota Palembang ini, jangan kaget dan jangan heran. Kita tidak akan menemukan pelang nama tentang usaha yang mereka geluti itu. Tidak seperti di daerah-daerah sentra kerajinan emas dan perak yang pernah saya kunjungi seperti di Yogyakarta dan Makassar. Apabila berkunjung pada sentra kerajinan di wilayah tersebut  kita akan menemukan pelang nama atau show room di beberapa rumah. Dan tidak hanya penduduk lokal yang tertarik dengan bidang usaha ini, orang asing pun ternyata ada. Dalam suatu rangkaian penelitian saya pernah berkunjung dan berdiskusi langsung dengan salah seorang pemilik show room dari kerajinan perak di Yogyakarta yang berkebangsaan asing dan sudah sekian lama menetap dan menekuni usaha ini. Artinya, jika berkiblat pada peluang dan pangsa pasar, bisnis ini sangat menjanjikan. Lalu mengapa di Desa Tanjung Batu tidak demikian?

Sebelum menjawab pertanyaan diatas analisis kita arahkan dulu kepada pertanyaan mengapa hampir sebagian besar penduduk di desa ini memilih profesi sebagai pengrajin emas dan perak. Faktor lingkungan ternyata mendorong dan menyebabkan penduduk menekuni profesi ini secara turun temurun. Dalam sebuah keluarga, orang tua yang kesehariannya berprofesi sebagai pengrajin emas dan perak secara tidak langsung akan melibatkan anak-anaknya membantu dalam pengerjaannya bahkan tidak jarang kemudian sampai mewariskannya. Sebelum pindah ke Jakarta, saya pun dulu seperti itu. Bila Bapak saya yang mengerjakan bentuk pesanannya (cincin, kalung, anting), maka saya dan Umak (panggilan untuk Ibu kandung) melakukan finishing-nya, yaitu membersihkan cincin, kalung, anting atau gelang supaya tampak mengkilat. Proses ini lazimnya disebut dengan proses “mengilang”. Keadaan ini sampai sekarang terus hidup dan begitu adanya.

Dalam ingatan saya, awalnya bukan emas atau perak yang menjadi bahan baku industri ini, tapi tembaga. Oleh penduduk desa biasanya disebut dengan istilah tembaga udang (logat lokalnya adalah temago udang). Kemudian lambat laun terjadi pergeseran permintaan dipasaran, sehingga para “toke” (istilah yang diiberikan bagi para pemilik modal atau orang yang memberikan orderan) juga menyediakan orderan dengan bahan baku berupa perak dan emas. Tapi setelah mengenal perak dan emas bahan baku tembaga tidak serta merta ditinggalkan, ada juga pesanan cincin, kalung, gelang atau anting yang merupakan campuran antara tembaga dengan emas, yang kemudian dikenal dengan istilah swasa. Hanya saja sekarang kuantitas pesanan berbentuk swasa ini sudah jarang.

Sebagaimana yang disinggung diatas, umumnya penduduk mengambil sistem orderan (atau sistem upahan) dari pedagang emas dari kota (Palembang) yang lazim disebut “toke” emas. Sebenarnya hasil yang diperoleh dari sistem upahan ini tidaklah besar jika dibandingkan dengan harga jual barang tersebut dipasaran. Saya sesekali iseng melihat atau sekedar menanyakan harga sebuah cincin atau satu pasang anting perak, katakanlah di Pusat Perbelanjaan Pasar Raya di bilangan Blok M Jakarta Selatan misalnya. Satu pasang anting perak kecil di hargai sekitar dua puluh ribu rupiah. Saya kemudian bertanya ke orang tua saya di desa, berapa upah mengerjakan satu pasang anting perak dengan ukuran yang kira-kira sama seperti yang saya lihat. Orang tua menjawab seribu sampai dua ribu rupiah. Saya lalu membayangkan proses yang harus dilalui ketika orang tua saya dan saya waktu mengerjakan sepasang anting tersebut, sebuah harga yang rendah jika dibandingkan dengan upaya yang dikeluarkan.

Namun itulah hebatnya penduduk desa, mereka pandai bersyukur dengan apa yang sudah mereka mulai dan warisi. Walaupun sedikit, tapi jika dikumpulkan lama-lama menjadi bukit. Jika dipikir, bagaimana mungkin seorang pengrajin perak dan emas upahan mampu menyekolahkan dua, tiga, empat atau sepuluh anaknya, bahkan ada yang sampai ke jenjang sarjana. Kembali lagi, bila ditilik dari kacamata religi, itulah arti syukur yang sesungguhnya.

Seiring dengan perkembangan waktu dan kemampuan, ada juga penduduk yang kemudian membuka toko, membuat dan menjual emas sendiri. Umumnya mereka akan membuka toko emas di luar desa, misalnya di kota atau di daerah kabupaten lain. Tentunya hasil yang diperoleh akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan apabila menerima sistem upahan. Secara nominal mungkin sangat sulit untuk diukur, namun secara pandangan mata akan terlihat jelas, misalnya dengan penampakkan kendaraan dan rumah yang relatif lebih bagus.

Tapi saya tetap berpikir, mengapa rata-rata pengrajin (termasuk orang tua saya) bertahan dengan sistem upahan tersebut. Alasan yang paling kelihatan sejauh pandangan mata saya adalah kemauan dan modal usaha. Keduanya pun harus saling mendukung. Ada kemauan tapi tidak ada modal juga tidak akan bisa.

Disamping dua alasan tersebut, gaung atau citra Desa Tanjung Batu sebagai salah satu sentra industri kerajinan perak dan emas “rumahan” di wilayah Provinsi Sumatera Selatan belum didukung oleh upaya promosi oleh Pemerintah Daerah (Pemda)-nya secara intensif. Artinya, orang mungkin sejauh ini mengenal nama Desa Tanjung Baru sebagai sentra kerajinan perak dan emas baru sebatas nama. Hal tersebut yang mungkin bisa menjawab, mengapa tidak ada pelang nama atau show room yang terpampang di setiap rumah para pengrajin.

Mungkin kondisinya akan berbeda manakala ada semacam promosi budaya dan pengangkatan citra yang dilakukan oleh pihak Pemda tentang pusat-pusat industri di wilayahnya, khususnya Desa Tanjung Batu. Upaya ini menurut saya tidak cukup hanya dengan pemaparan di buku Potensi Daerah yang diterbitkan setiap tahunnya, tapi harus lebih intensif dan dalam bentuk yang nyata. Sehingga masyarakat umum akan mengetahui dan tertarik berkunjung atau sekedar melihat-lihat kondisi para pengrajin perak dan emas di desa tersebut. Kondisi ini nantinya juga akan mendorong para penduduk untuk berpikir lebih maju lagi. Dan tidak dapat dipungkiri suatu saat akan terpampang pelang nama atau show room di setiap rumah penduduk.

Setidaknya itulah sekelumit potret mata pencaharian utama dari desa tempat kelahiran saya. Biarpun sekarang saya “mengais” rejeki di Jakarta, namun rasa memiliki dan rasa cinta sebagai urang diri akan terus melekat sepanjang masa.

Advertisement

About Admin

Music, Event, Traveling & Lifestyle News and Photography

Discussion

54 thoughts on “Pengrajin Emas dan Perak: Potret Profesi Turun Temurun di Desa Tanjung Batu

  1. Assalamualaikum. Nama saya Irma.Umur saya 23 th. Saya punya rencana buka toko emas di Pekanbaru Riau. Saya punya modal 50 juta. Apakah dg modal 50 juta saya sdh bs buka toko emas ?
    Dan mau kah anda utk menjadi tukang emas di toko saya? Klu mmg qta cocok, harap hubungi saya di Nmr 083186385597. Saya tunggu jawaban dari Anda. Terimakasih. Wassalam…

    Posted by Irma Yunita | 23 October 2009, 11:59 am
    • “Halo mbak irma… terima kasih atas tawarannya ya. Salut dengan anda, umur masih muda namun mau buka usaha sendiri. Namun sayang mbak irma, saya sudah menetap dan mempunyai pekerjaan yang tetap di jakarta.

      Sekalilagi terima kasih atasa tawarannya ya….”

      Posted by zasmiarel | 29 October 2009, 5:40 pm
  2. saya sangat tertarik dengan pemaparan anda, saya juga orang tannjung batu, rencananya saya mau neliti tentang pendapatan pengrajin emas. apakah anda punya buku yang trekait dengan pengrajin emas??? makasih

    Posted by tety pratiwi | 9 February 2010, 9:57 am
    • Halo Bu tety… salam kenal…
      Mengenai latar pemaparan saya adalah murni dari pengalaman dan pengamatan saya pribadi. So, untuk buku atau pun literatur saya tidak mempunyai. Terkait dengan riset yang akan ibu lakukan, saya rasa kalau ibu searching mengenai profil pengrajin emas dan perak di Tanjung Batu akan terbatas sekali (mungkin ada satu dua). Akan lebih baik lagi jika ibu bisa mengumpulkan data primer. Demikian bu tety. Sekali lagi… senang berkenalan dengan anda.

      Posted by zasmiarel | 9 February 2010, 10:10 am
      • saya belum ibu-ibu. saya jugo urang tanjung batu… tapi ngapo aku tak tau dengan kamu e…. ngomong-ngomong kamu di tanjung batu rumahnyo dimano??? aku bak tak kenal.. dan sekali lagi, aku baru semster 6 di UNJ. tau???? senang berkenalan dengan urang satu daerah, tapi aku tak tau di kamu, btw, anak sapo, gek kutanyokan di bapakku.heeee. oh yo rumahku parak walimah…

        Posted by tety pratiwi | 16 February 2010, 8:42 am
      • oh lupo, koni nomerku 08127362823.. pengen tau be, soalnyo aku madaki dak tau kalau ado wong tanjung batu jugo, yang samo-samo diam di jakarta… oke.

        Posted by tety pratiwi | 16 February 2010, 8:45 am
  3. Aku jg tertarik dg emas,mungkin 1~2mingu lg aku buka tambang emas…kira2 prospeknya gmn ya?..yg pengalaman tlg koment donk…

    Posted by Tommy | 5 March 2010, 8:02 am
  4. limbah poles & air cucian / cianida / cendawa dikumpulkan apa ngak ??? aku mau merawatnya beli. trim”sss..

    Posted by edy joko s | 27 March 2010, 11:32 pm
  5. salam airel ada kah orang tua awak masih membuat krrajinan perak lagi kalau masih beroperasi bagaimana saya bisa ke desa kamu utk menempah cincin perak

    Posted by hamdan | 9 April 2010, 1:02 am
    • Halo Pak Hamdan… sori baru balas lagi. Orang tua saya masih kerja menempah cincin perak pak, namun orderan dalam skala kecil, keterbatasan orang tua saya adalah faktor usia dan peralatan… kalo pak hamdan hendak berkunjung ke kampung saya berarti darai malaysia pak hamdan harus terbang dulu ke palembang…nah dari palembang (saya ndak tahu ada taksi dari bandara apa tidak karena saya sudah lama gak pulang), kalau nggak ada berarti pak hamdan harus ke kota palembang dulu. dari kota nya baru pak hamdan naik angkutan ke desa saya… agak ribet ya pak kalo dituliskan, hehehe

      Posted by zasmiarel | 29 September 2010, 8:52 pm
  6. say pemilik rental glundungan emas saya mau jual emas2 saya kepengrajin emas kira ada tdk ya??saya minta no hp end alamat tempatnya!!!terima kasih ya

    Posted by kayana | 9 April 2010, 10:06 pm
  7. Pagi mas arel, lam kenal

    Ria senang membaca sekelumit cerita di atas, persoalan kita sama, Ria dari bali utara mempunyai usaha rumahan juga, sekitar 10 KK menggeluti usaha ini.

    Cita-cita saya ingin mengembangkan usaha di kampung saya, belum kesampaian,

    Kalau ada cara promosi dan cara pendistribusian yang bagus, minta sharing ya, thx

    Posted by Ria | 19 April 2010, 9:41 am
  8. paagi semua,
    aku wahyu aku mau tau dimna ya tempat orang yg menerima emas? soalnya aku dibogor sbagai pengepul emas, dan omzet saya sehari 1kg/hari, dan perak 15 kg/hari, aku mau jual barang saya….klo ada tlg hubungi ya ke nmr 08561445350
    maksh sebelumnya..

    Posted by wahyu | 12 June 2010, 11:32 am
  9. Rupanya para pengrajin emas turun temurun ada juga di riau ya.saya juga salah seorang pengrajin emas turun temurun dari desa Habirau di kalimantan selatan.Kami biasa menerima orderan emas 24k(atau disebut juga emas 99) dengan biaya pergram(antar kisaran 1rb dan 3rb.pergramnya tergantung tipe patriannya).
    Buat yg pengen usaha toko emas sebenarnya bisa saja dengan modal 50jt tapi dgn catatan punya toko sendiri)dan saran saya lebih baik jual emas muda(kisaran 37% ato 42%) saja dulu..beli dari pabrikan seperti UBS gold,dsb.

    Posted by arief | 29 September 2010, 4:59 pm
    • salam kenal mas arief…. lokasi desa di tanjung batu, Ogan Ilir, Sumsel mas bukan Riau….:-)

      Posted by zasmiarel | 29 September 2010, 8:55 pm
      • hehe mf salah..salam kenal juga mas,mf sebenarnya kmaren saya ga baca betul2 artikel mas ^^.oh ya kelihatannya banyak kesamaan antara pengrajin emas ditanjung batu dengan di tempat saya,seperti sebutannya “kamasan”,sistem upahnya,mungkin lbh banyak lg kesamaan yg lain..hehe ternyata pengrajin emas ada dimana2 ya ^^

        Posted by arief | 30 September 2010, 6:32 pm
    • Halo Pak Arief. Saya Ratih dari perusahaan perhiasan di Bali. Kami sedang mencari pengrajin emas yang minat kerja di perusahaan kami. Mungkin Bapak minat? atau mungkin Bapak ada kenalan pengrajin yg sedang mencari pekerjaan? Saya bisa dihubungi di nomor: 0812 3787 9637. Terima ksh sblmnya atas perhatiannya.

      Posted by Ratih | 10 November 2016, 2:36 pm
    • Halo pak Arief. Saya Ratih, dari perusahaan perhiasan di Bali. Kami sedang membutuhkan pengrajin emas yg minat bekerja di perusahaan kami. Mungkin Bapak minat? atau mungkin Bapak ada kenalan pengrajin yg sedang membutuhkan pekerjaan? Saya bisa dihubungi di nomor: 0812 3787 9637. Terima kasih sebelumnya untuk perhatiannya.

      Posted by jeweldot90 | 10 November 2016, 2:46 pm
  10. ass. wr wb. hai kak pa kabar saya nita, baru tahu lo kalau si daerah oki ada pengrajin emas,,,,,papaku asli oku adumanis dan rasanya desa tanjung batu pernah terdengar…….kalau da waktu dan rezki insyaallah saya berminat maen kesana,,, trimaasih atas infonya ya kak…

    Posted by nita | 20 November 2010, 2:58 pm
  11. salam kenal mas Arief, saya org Tg.Batu. kmi ada tgs dr dosen dsruh bwt perkembangan industri dr mulai awal brdiri smpai bs succes skrg. rencananya, sy mau bkn tentang krjinan Emas dan perak di Tg.batu. ada data2 yg bs mnnjang g’?

    Posted by dian cahyani | 26 November 2010, 12:58 pm
  12. salam kenal jok

    aq mewakili urang diri ngucapkan seribu mokase dengan ngenalkan kerajinan qt ke seluruh dunio

    moga dengan ado nyo iko banyak yang tebuko hatinyo pemerintah dan toke cino yang ngenjok upa sekendak nyo be
    gar urang diri tu pacak jayo jg
    keyyyyy

    Posted by nofear | 2 December 2010, 4:36 am
  13. barang kali anda membutuhkn mesin roll emas,di bengkel saya memproduksi mesin roll emas,
    hubungi aja ke no hp 085842291294 / 082136303223

    Posted by triswanto | 3 December 2010, 2:27 pm
  14. Ladas,,,

    Posted by Nago | 12 December 2010, 4:06 am
  15. hai semua,salam kenal saya ikut gabung disini boleh ngga

    Posted by weya adji | 8 May 2011, 2:15 pm
  16. Banyak juga yg cari tukang,,,
    bnyk tkg nganggur asal cocok bayaran ada az kok, tp hati2 bnyk sekrg tukang yg curang….
    Untuk urusan emas dr batu sampai perhiasan saya bs bantu @ az, jhempol_bima@yahoo.com

    Posted by Nasir | 9 December 2012, 1:53 pm
    • Halo pak Nasir. Saya Ratih, dari perusahaan perhiasan di Bali. Kami sedang membutuhkan pengrajin emas yg minat bekerja di perusahaan kami. Mungkin Bapak minat? atau mungkin Bapak ada kenalan pengrajin yg sedang membutuhkan pekerjaan? Saya bisa dihubungi di nomor: 0812 3787 9637. Terima kasih sebelumnya untuk perhatiannya.

      Posted by jeweldot90 | 10 November 2016, 2:40 pm
  17. hallo bos….
    tak tolong tampil kenyo cincin model baru ……….

    trimokaseh

    Posted by yanda | 5 January 2013, 8:58 pm
  18. sip pak arel….saya dari sekayu..kebenaran asli juga tanjung batu saya buka toko mas di sekayu…karna pas smp saya saya di tanjung batu kemudian sma saya di sekayu musibanyuasin sumsel saya jadi teringat di tg batu….hebat pak arel memperkenal kan daerah nya kata orang jawa dak lupooooo….salam…….pramuka….

    Posted by Hermanto | 16 May 2013, 3:06 pm
  19. salam kenal mang…
    mantap tulisannyo. makin jayo buat pengrajin di dusun kito. amin

    Posted by agungabdi | 24 August 2013, 6:44 pm
  20. assalamualaikum wr.wb. aduhh jadi kangen dgn tempat kelahiran ku tanjung batu,,,pengen mudik tapi,,,sy juga org tanjungbatu,,,tamat SMP lgsg ikut orangtua hijrah kelampung,,,kami sekeluarga besar asli urang tanjung batu

    Posted by eliza | 10 September 2014, 12:59 pm
  21. wew membahas ttg kerajinan emas ya.sy jg tinggal di tanjung batu,ogan ilir ,palembang blh berbagi ilmunya dong pin bb 56ad995a .sy penjual pembeli dan jg pengerajin emas

    Posted by joel kadama | 23 October 2015, 10:57 pm
    • Halo pak Joel. Saya Ratih, dari perusahaan perhiasan di Bali. Kami sedang membutuhkan pengrajin emas yg minta bekerja di perusahaan kami. Mungkin Bapak minat? atau mungkin Bapak ada kenalan pengrajin yg sedang membutuhkan pekerjaan? Saya bisa dihubungi di nomor: 0812 3787 9637. Terima kasih sebelumnya untuk perhatiannya.

      Posted by jeweldot90 | 10 November 2016, 2:43 pm
  22. saya pengrajin emas…kalau ada yang berminat keja sama membuat perhiasan emas hub 085274981669…lokasi saya di bekasi timur…saya asli sumatra barat padang bukittinggi….sekarang say butuh modal untuk mengolah emas…kalau ada bagi saudara2 yang butuh pekerja untuk membuat perhiasan emas hub nmr di atas…

    Posted by aldi | 14 November 2015, 2:19 am
  23. Salam kenal saya riki.kalau ada yg tau metode mengolah abu poles secara manual tong kasih tau ya.soalnya pngen belajar bisnis pngolah sampah emas nya

    Posted by Riki | 17 December 2015, 2:35 am
  24. wah saya baru baca postingan ini,, padahal udah bertahun2 lamanya diposting 😂,, bangga sekali baca ceritanya karena aku koni urang diri jugo,,

    Posted by e. winata | 11 November 2016, 8:06 pm

Trackbacks/Pingbacks

  1. Pingback: Harga Anting Emas Bayi 2014 - Fashion Tips Up To Date - 9 January 2015

  2. Pingback: Jual Anting Emas Bayi Baru Lahir - Fashion dan Belanja Jadi Satu - 10 January 2015

  3. Pingback: Perhiasan Perak Di Bandung - Fashion dan Belanja Jadi Satu - 19 January 2015

  4. Pingback: Harga Anting Bayi Emas 2014 - Cari Aksesoris Wanita - 21 January 2015

  5. Pingback: Beli Cincin Perak Di Jakarta - Gelang Wanita Murah - 28 January 2015

  6. Pingback: Alamat Jual Cincin Perak Di Bandung - Gelang Wanita Murah - 28 January 2015

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s


Copyright © 2022 GO-STAGE.com Email: info@go-stage.com

%d bloggers like this: