GO-STAGE.com – Jazz Goes To Campus (JGTC), festival jazz tertua di Indonesia, yang telah diadakan tiap tahun sejak 1976 kembali akan digelar pada 27 November 2016 mendatang bertempat di Campus Ground, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Indonesia, Depok.
Acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa beserta seluruh komponen stakeholders FEB UI ini telah memasuki tahun ke-39 dan tetap pada tujuannya yaitu untuk membawa musik jazz ke kampus (bringing jazz to campus) dan menyebarkan kecintaan pada musik jazz (sharing the love of jazz) sebagai bentuk kontribusi dan apresiasi terhadap industri musik, khususnya musik jazz.
Dalam perjalanannya, JGTC tercatat sebagai satu-satu-nya festival jazz di Indonesia yang pernah menghadirkan tiga generasi keluarga musisi jazz legendaris, yaitu mendiang Jack Lesmana, Indra Lesmana, dan Eva Celia. Kesuksesan dari JGTC juga terlihat dari perkembangan yang signifikan setiap tahunnya, dengan konsisten berhasil menghadirkan penampilan lebih dari 30 musisi domestik dan mancanegara dengan jumlah penonton mencapai lebih dari 20,000 orang. Selain itu, JGTC juga berhasil mewadahi perkembangan bagi insan industri musik yang mendedikasikan diri mereka untuk musik jazz, mulai dari musisi junior hingga musisi senior, serta komunitas musik melalui rangkaian program yang diselenggarakan.
Rangkaian kegiatan JGTC diawali dengan “JGTC Opening and Press Conference” yang bertempat di Institut Français d’Indonésie, Jakarta pada tanggal 28 Oktober 2016. Acara ini merupakan momen pembuka guna menginformasikan mengenai apa yang akan dipersembahkan oleh JGTC ke-39. Arsyan Diah, Project Officer The 39th JGTC, menyampaikan tahun ini JGTC akan menghadirkan tema “Jazz is the Moment!” Tema ini menggambarkan keinginan Jazz Goes To Campus untuk memberikan momen yang berkesan untuk setiap stakeholders agar tercipta keterikatan yang unik antara pihak JGTC dengan seluruh stakeholders-nya.
Arsyan menambahkan bahwa hal yang membedakan penyelenggaran JGTC tahun ini dengan tahun sebelumnya adalah fokus pemberian kontribusi real kepada para stakeholder dengan Sapta Cipta JGTC. Dengan Sapta Cipta JGTC berkomitmen untuk (1) Menghadirkan JGTC Experience bagi seluruh stakeholders untuk menciptakan Unique Engagement, (2) Menjadi festival musik percontohan yang patuh terhadap hak para pencipta dan pemegang hak cipta lagu, (3) Mengembangkan industri musik di Indonesia melalui penyelenggaraan program yang bertujuan untuk pengembangan industri musik secara luas, (4) Memperkenalkan nama Indonesia di mata dunia dengan menghadirkan musisi mancanegara, (5) Meningkatkan industri ekonomi kreatif Indonesia melalui pelibatan pelaku industri ekonomi kreatif dalam penyelenggaraan JGTC, (6) Menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai dan Smart City, khususnya Smart Economy, melalui penerapan sistem pembayaran non tunai, dan (7) Mewujudkan festival musik yang peduli terhadap lingkungan dan manajemen risiko keselamatan dengan menerapkan pedoman K3L Tahun ini, JGTC akan menjadi festival percontohan, yang membayarkan performing rights kepada para pencipta dan pemegang hak cipta lagu melalui Wahana Musik Indonesia (WAMI).
Setelah JGTC Opening and Press Conference, JGTC mempunyai serangkaian kegiatan lainnya. Devina Novia Ferty – Program Director The 39th Jazz Goes To Campus, menjelaskan JGTC akan menggelar acara yang diberi nama “JGTC Clinic” di 360C Yamaha Communication Center, Jakarta, pada 29 Oktober 2016. Acara ini diselenggarakan untuk memberikan momen edukasi kepada musisi muda, yaitu para peserta JGTC Competition, melalui pendalaman pengetahuan industri musik jazz dan kemampuan bermain musik jazz dari para musisi jazz berpengalaman, yaitu: Tohpati (gitar), Indro Hardjodikoro (bass), Ramadhani Syah (piano), dan Demas Narawangsa (drum). Tahun ini, JGTC Clinic bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf RI) untuk memperluas pengetahuan musisi muda yang akan berkarir di industri musik Indonesia mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Theresia Ebenna Ezeria, seorang penyanyi dan politikus Indonesia, dinobat membawakan materi ini.
Setelah mendapatkan edukasi mengenai musik jazz, para musisi muda tersebut akan diberikan momen kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya di “JGTC Competition”, yang terdiri dari dua babak yaitu qualification round pada tanggal 5 November 2016 dan final round pada tanggal 19 November 2016, di Plaza Indonesia, Jakarta. Ada tiga musisi jazz berpengalaman yang rencannya bertindak sebagai juri, yaitu Indro Hardjodikoro, Adra Karim, dan Echa Soemantri. Tiga pemenang JGTC Competition akan diberikan kesempatan untuk tampil di JGTC Festival.
The 39th JGTC juga akan menyebarluaskan momen kecintaan terhadap musik jazz hingga ke daerah luar Jakarta melalui “JGTC Roadshow”, tahun ini akan diadakan ke kota Purwokerto dan akan diselanggarakan pada tanggal 11 November 2016 di Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. Wujud kegiatan yang bekerjasama dengan Universitas Jendral Soedirman ini adalah berwujud sebuah mini festival yang akan diramaikan dengan penampilan dari Ricad Hutapea Quartet ft. Renata Tobing, beserta komunitas jazz lokal, seperti Jess Kidding, Jes Udu, Staccato, SASMI, dan masih banyak lagi.
Lalu, sebagai bentuk perhatian terhadap pendidikan mahasiswa, bekerja sama dengan Adkesma BEM FEB UI, The 39th JGTC akan menyalurkan “JGTC Scholarship”, sebuah beasiswa kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang membutuhkan bantuan dana pendidikan. JGTC Scholarship berasal dari penggalangan dana para donatur, yang kemudian akan diundang pada JGTC Gathering and Charity Night sebagai bentuk apresiasi atas kepedulian mereka. JGTC Gathering and Charity Night akan diadakan di Pearl Restaurant, JW Marriott Hotel, Jakarta pada tanggal 12 November 2016. Acara ini juga merupakan momen berkumpul bagi panitia Jazz Goes To Campus tahun sebelumnya bersama dengan para donatur.
The 39th JGTC juga mengadakan acara yang menghadirkan momen berkumpul, berbagi pengalaman, dan berunjuk kebolehan antar komunitas jazz dengan nama “JGTC Community Night”, yang akan diadakan pada tanggal 18 November 2016 di Negev Gastronomy & Art, Jakarta. Acara ini akan dimeriahkan oleh Komunitas Jazz Kemayoran, Margo Friday Jazz, Bekasi Jazz Society, BSO BAND, dan ITB Jazz.
Momen puncak dari penyelenggaraan acara ini adalah “JGTC Festival”, yang bertempat di area kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, pada tanggal 27 November 2016. JGTC Festival akan memberikan penampilan dari lebih dari 30 musisi jazz lokal, tiga musisi jazz internasional, melalui empat panggung. Tahun ini, JGTC Festival, dengan konsep “Moment of Celebration”, akan dimeriahkan dengan penampilan dari tiga artis mancanegara, yakni Kgomotso Xolisa Mamaila (dari Afrika Selatan), Sammy Thiebault Quartet (dari Perancis), dan Daniel Powter (dari Kanada), pelantun lagu “Bad Day” serta penerima nominasi BRIT Awards pada tahun 2006 dan Grammy Awards pada tahun 2007 yang memuncaki Billboard Hot 100 Charts selama lima minggu berturut-turut di tahun 2006.
Bersamaan dengannya, JGTC Festival kali ini akan memberikan penampilan dari berbagai artis domestik papan atas yakni Kahitna, Barasuara Jazz Project Bersama Indra Lesmana & Adra Karim, Barry Likumahuwa Experiment, Dua Empat Jazz Affairs, Margie Segers and Motown Band, Mocca, Monita Tahalea, Raisa Andriana, Ricad Hutapea Quartet ft. Renata Tobing, Rizky Febian, dan Tohpati Bertiga.
Berkeinginan untuk menghadirkan momen perayaan yang unik bagi pengunjung festival, The 39th JGTC juga akan mempersembahkan dua proyek khusus yaitu: JGTC All Stars: Tribute to Ireng Maulana dan JGTC Young Stars: Djanger Bali Remake!. JGTC All Stars merupakan sebuah projek yang bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap karya-karya dari almarhum Ireng Maulana, yang baru saja mendahului kita di awal tahun ini. Projek ini akan berisikan musisi-musisi Jazz legendaris, yaitu: Benny Mustapha, Benny Likumahuwa, Jeffrey Tahalele, Sam Panuwun, Hasan Alamudi, Arief Setiadi, Idham Noorsaid, Andrea Maulana, dan Ermy Kullit. Mereka akan membawakan karya – karya terdahulu Ireng Maulana dan Ireng Maulana All Stars beserta kolaborasi khusus dengan putri beliau, Andrea Maulana.
Sedangkan JGTC Young Stars merupakan sebuah projek yang akan membawakan lagu – lagu dari album Jazz ternama, Djanger Bali, dengan aransemen modern jazz dan komposisi mereka sendiri yang terinspirasi oleh album tersebut. Album tersebut diciptakan oleh Tony Scott bersama Indonesian All Stars, yang berisi Jack lesmana, Bubi Chen, Benny Mustapha, Maryono, dan Jopie Chen di tahun 1967. Proyek ini akan berisikan musisi – musisi muda berbakat, yaitu: Tuslah (Sri Hanuraga, Adra Karim, dan Elfa Zulham), Johanes Radianto & Ricad Hutapea.
The 39th JGTC juga memberikan momen apresiasi bagi para figur yang telah berkontribusi terhadap perkembangan industri musik jazz di Indonesia melalui acara JGTC Choice Awards. Acara ini akan memberikan penghargaan terhadap pemenang di kategori New Comer Artist, Young Talent, Most Dedicated, Lifetime Achievement, dan Album of the Year. Selain itu, JGTC Festival juga ingin memberikan momen edukasi mengenai musik jazz melalui konten-konten artistik dan menarik mengenai sejarah musik jazz, perkembangan musik jazz dunia dan di Indonesia, sejarah JGTC itu sendiri, dan juga Art Exhibition. Tahun ini, JGTC Jazz Museum akan menghadirkan konten yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu konten Jazz Family, yang akan menceritakan beberapa keluarga yang lintas generasinya mengabdikan diri mereka di dunia jazz, seperti Keluarga Lesmana, Keluarga Likumahuwa, Keluarga Song, dan Keluarga Dauna. JGTC Jazz Museum juga merupakan sarana apresiasi bagi pemenang JGTC Choice Awards melalui konten terkait para pemenang.
Dalam acara press conference dan opening turut dihadirkan juga dari pihak partner, yaitu Institute Francais Indonesia (IFI), Wahana Musik Indonesia, dan Suit Media. Christian Gaujac selaku Directeur délégué de l’IF Jakarta (Wakil Kepala Insitut Perancis Jakarta) merasa senang dengan kerjasama yang sudah terjalin baik antara IFI dengan JGTC. Sementara Chico Hindarto selaku Chairman of Wahana Musik Indonesia menyambut baik adanya pembayaran performing rights kepada para pencipta dan pemegang hak cipta lagu. Dalam acara ini juga turut diumumkan secara simbolis tentang program tersebut. Terakhir Ardian Franindo – Head of Mobile Solution, Suit Media memperkenalkan aplikasi mobile yang memudahkan calon penonton JGTC untuk mengetahui berbagai informasi terkait dengan penyelenggaran The 39th JGTC.
Dari pihak musisi, turut dihadirkan Margie Segers, penyanyi jazz senior tanah air, Adra Karim, Representative of JGTC Young Stars: Djanger Bali Remake! dan Kgomotso Xolisa Mamaila, penyanyi jazz yang berasal dari Africa Selatan. Ketiga menyampaikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan JGTC yang konsisten untuk menyuguhkan genre musik jazz dari tahun ke tahun hingga memasuki tahun ke-39.
Dalam acara JGTC Press Conference and Opening ini turut dihadirkan “Show Case Performance” dari Komunitas Jazz Kemayoran dan Kgomotso Xolisa Mamaila. Masing-masing dari mereka membawakan dua lagu yang sekaligus menjadi acara penutup dari acara Press Conference and Opening JGTC.
Sebagai festival jazz tertua dan paling dirayakan di Indonesia yang tahun ini kembali menghadirkan momen selebrasi dan inspirasi, The 39th JGTC layak untuk diikuti oleh semua pencinta musik jazz diluar sana!. Harga Tiket The 39th JGTC dibandrol dengan harga IDR 76.000 dan didistribusikan melalui official website (www.jgtcfestival.com) dan melalui ticketbox partner: Indomaret, Alfamart, 7-eleven, GO-TIX, Goers, Rajakarcis, Ibu Dibjo, Tiket.com, Gramedia.com, Kliring.co.id, dan Dailyconcerts. (Photo by Zasmi Arel)
Discussion
No comments yet.