Concerts Review

Suguhan Kelas Dunia Al McKay’s Earth Wind & Fire Experience di Panggung JGTC Festival Ke-40

GO-STAGE.com – Itulah setidaknya kalimat yang bisa diucapkan dari penampilan group band jazz asal Amerika Serikat, Al McKay’s Earth Wind & Fire Experience di festival musik jazz tertua di Indonesia, The 40th Jazz Goes To Campus di Kampus FEB, UI, Depok, pada Minggu malam, 26 November 2017.

Dalam penampilannya di panggung JGTC Festival ke-40 ini Al McKay sebagai motor dari Earth Wind & Fire (EWF) tampil dengan dua belas musisi lainnya. Mereka adalah Tim Owens (vokal), DeVere Duckett (vokal), Claude Woods (vokal), Freddie Flewelen (bass gitar), Ben Dowling (keyboard), Dean Gant (keyboard), Rayford Griffin (drum), David Leach (perkusi), Ed Wynne (saxophone), Luis Gonzales (trumpet), Omar Peralta (trumpet) dan Justin Kirk (trombon).

Diiringi instrumen, tiga vokalis EWF tampil terlebih dahulu di panggung. Gerakan enerjik ketiganya berhasil menghidupkan suasana dan mengundang teriakan penonton yang memadati areal Sprite Stage. Satu persatu anggota band lainnya pun tampil. Tidak ketinggalan sang pemimpin, Al McKay. Di usia yang sudah tidak muda lagi, Al McKay tampak terlihat masih energik. Beliau mencoba menyapa hangat penonton melalui petikan gitarnya.

EWF mengawali penampilannya malam itu dengan lagu “Got to Get You Into My Life” dan dilanjut “Saturday Night”. Dua lagu tersebut berhasil mengajak penonton ikut berdansa, tak sedikit pula yang mengangkat tangan ke udara dan turut bernyanyi.

Hal yang menjadi ciri khas dari EWF dan senantiasa dinanti penggemar pada setiap penampilan mereka adalah aksi panggung yang kompak, atraktif, diselingi dengan gerakan atau tingkah yang menimbulkan kelucuan. Disamping itu mereka juga pandai mengatur susunan lagu yang akan dibawakan, antara lagu-lagu yang cepat dengan yang melo. Seperti saat mereka membawakan “After the Love Has Gone”, suasana seketika berubah. Penonton begitu terbawa suasana, namun sudah dapat dipastikan, hampir seluruhnya ikut bernyanyi.

Yang harus diacungi jempol juga adalah stamina dari masing-masing anggota band. Bisa dibayangkan, malam itu EWF bermain hampir tanpa jeda waktu yang berarti antar lagu, namun tidak terlihat kelelahan ataupun penurunan stamina sedikitpun dari masing-masing personilnya. Tidak heran, selepas lagu “September” yang menjadi lagu penutup, penonton berteriak “We want more! We want more!”.

Dan teriakan penonton ini pun dijawab EWF dengan tampil kembali dipanggung dengan membawakan tiga lagu tambahan. Diawali dengan penggalan lagu “Best of My Love”, lalu dilanjutkan dengan “Boogie Wonderland”sukses membuat penonton berdansa. Suasana semakin menggila manakala mereka membawakan “Let’s Groove”. Lagu ini sekaligus menutup penampilan mereka malam itu di panggung JGTC-40 dengan suka cita.

Kehadiran musisi internasional sekelas Al McKay’s Earth Wind & Fire di panggung JGTC ke-40 tahun ini memberikan warna dan kejutan tersendiri. Awalnya agak diragukan juga terkait dengan performa, khususnya dari Al McKay sendiri yang seperti dibahas di atas sudah memasuki usia yang tidak tergolong muda lagi. Namun, kondisi ini terbantahkan setelah melihat begitu apik dan enerjiknya aksi panggung yang mereka suguhkan.

Terkait dengan pelaksanaan JGTC 40 Festival sendiri, tahun ini lagi-lagi diwarnai dengan hujan yang berkepanjangan mulai dari siang, dengan intensitas ringan hingga cukup deras. Tapi kondisi ini sepertinya tidak menyurutkan para penonton untuk tetap hadir untuk menyaksikan artis atau group idola mereka tampil. Ini terbukti dengan kondisi penonton yang terlihat penuh sesak di empat panggung yang disediakan, Shopee Stage, Peruri Stage, Nescafe Stage, dan Sprite Stage.

Seperti tahun sebelumnya, panitia menempatkan tiga panggung berada di luar (outdoor), dengan panggung utama adalah Sprite Stage. Sementara satu panggung kecil, Nescafe Stage terletak di indoor. Penempatan keempat panggung ini diatur sedemikian rupa dengan memperhatikan kenyamanan penonton, sehingga kerasnya suara sound system antar panggung tidak mengganggu. Jarak-nya pun juga diatur tidak terlalu jauh supaya penonton bisa nyaman mobile antar panggung untuk berpindah menyaksikan artis-artis favoritnya.

Terkait dengan para artis pendukung yang tampil, panitia mengatur sedemikian rupa sehingga cukup berimbang antar panggung. Tidak dapat dipungkiri, beberapa artis atau group band masih menyedot perhatian penonton lebih banyak. Di Shopee Stage misalnya, Maliq & D’essentials, The Groove, dan Gerald Situmorang Dimensions menjadi group yang menyedot perhatian penonton. Pada panggung ini tampil juga group jazz senior, Chaseiro, yang dimotori oleh salah satu pencetus JGTC Festival, Chandra Darusman. Di samping group tersebut, group yang tampil pada Shopee Stage adalah Mas Bagas Band, The Moonlight Serenade, Kasyfi and Friends, BPH Muspro, dan JGTC Awards.

Di panggung indoor, Nescafe Stage, tampil berturut-turut Batman Quartet, WFR Band, Tokyolite, Fabian Winandi, Nareswara, Vira Talisa, 5 Petani dan Mondo Gascaro. RAN dinobat menjadi group penutup pada Feruri Stage. Di panggung ini juga ada Pretty Lotion, Hareguna Trio, H-1 Quintet, Tomorrow People Ensemble, Full Lights Out, Danilla, trio asal Perancis Remi Panossian Trio, dan Sri Hanuraga Trio feat Dira Sugandi.

Sedangkan di panggung utama, Sprite Stage, disamping suguhan kelas dunia dari Al McKay’s Earth Wind & Fire Experience tampil beberapa artis/group yang sudah terkenal. Mereka adalah BSO Band Jazz Project, NYD Project, Rendy Pandugo, Jazz Mben Senen, Antoni Sidjabat, Tubeless Nitrogen, Fariz RM, Sentimental Moods, dan Tulus.

Dimulai sekitar pukul dua siang, JGTC Festival ke-40 ditutup dengan alunan tembang-tembang cantik dari Tulus yang dinobat sebagai artis penutup rangkaian acara JGTC ke-40. Sedikit catatan, meskipun diguyur hujan dari awal pelaksanaan, secara keseluruhan pelaksanaan JGTC ke-40 berjalan baik. Sejak dari awal, antrian penonton yang akan masuk berjalan dengan tertib, penataan booth booth tenant juga rapi dan tidak terasa sempit ruang geraknya satu sama lain.

Untuk urusan ke belakang, penyediaan fasilitas toilet juga sudah cukup, sedikit terdapat antrian memang, tapi tetap tertib, ini bisa menjadi evaluasi panitia untuk pelaksanaan jgtc berikutnya. Pengaturan waktu tampil para performan masih on schedule dan sesuai dengan line up yang sudah direncanakan. Dan penampilan Al McKay’s dengan Earth Wind & Fire nya harus diakui menjadi penampil terbaik suguhan kelas dunia dalam perhelatan JGTC Festival tahun ini. Meskipun demikian, performa dari Maliq & D’Essentials, The Groove, Fariz RM, Danilla, RAN dan Tulus dari deretan musisi lokal juga sangat memberikan kontribusi terhadap suksesnya acara JGTC Festival ke-40.

Photo by: Zasmi Arel  dan I Wayan Bagiartana 

Chaseiro – Photo by I Wayan Bagiartana

Chaseiro – Photo by Zasmi Arel

Antoni Sidjabat – Photo by I Wayan Bagiartana

Antoni Sidjabat – Photo by Zasmi Arel

Danilla – Photo by I Wayan Bagiartana

Danilla – Photo by Zasmi Arel

Fariz RM – Photo by Zasmi Arel

Gerald Situmorang Dimensions – Photo by I Wayan Bagiartana

Gerald Situmorang Dimensions – Photo by Zasmi Arel

Maliq & D’Essentials – Photo by I Wayan Bagiartana

Maliq & D’Essentials – Photo by Zasmi Arel

Al McKay’s Earth Wind & Fire Experience – Photo by Zasmi Arel

Sentimental Moods – Photo by Zasmi Arel

Sri Hanuraga Trio feat Dira Sugandi – Photo by I Wayan Bagiartana

Sri Hanuraga Trio feat Dira Sugandi – Photo by I Wayan Bagiartana

Sri Hanuraga Trio feat Dira Sugandi – Photo by I Wayan Bagiartana

R A N – Photo by I Wayan Bagiartana

Tulus – Photo by I Wayan Bagiartana

Tulus – Photo by I Wayan Bagiartana

Advertisement

About Admin

Music, Event, Traveling & Lifestyle News and Photography

Discussion

No comments yet.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s


Copyright © 2023 GO-STAGE.com Email: info@go-stage.com

%d bloggers like this: