GO-STAGE.com – Kota Surabaya tak pernah lepas dari perkembangan musik jazz di Indonesia. Dibawa para pelaut Belanda, jazz berkembang menjadi bagian dari budaya kota pahlawan. Beberapa legenda jazz juga lahir di kota ini, sebut saja Bubi Chen, klan Pattiselano, dan Maryono yang merupakan maestro di tahun 1970an. Kini, jazz di Surabaya berkembang sesuai tuntutan pasar, ada jazz rock, fusion, acid jazz, bahkan ethnic jazz yang memadukan unsur-unsur petatonis musik tradisional.
Sampai dengan era 2000-an, napas jazz di kota ini mulai agak surut meskipun beberapa program Jazz di radio dan televisi lokal masih menjadi referensi para penikmat musik jenis ini. Event-event music jazz pun senapas dengan yang berjalan di media, kalau enggan disebut stagnan. Atmosfer pembelajaran tentang music jazz dan meresapnya musik jenis ini dalam nadi gaya hidup warga kota mulai menggejala lepas tahun decade 2000-an.
Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media mengatakan jazz membutuhkan suasana pembelajaran, dan jazz performance adalah salah satu solusinya.
Menurut dia, belum banyak event jazz di Surabaya yang mampu menampilkan puspa ragam musik jazz. “Ini mimpi kami sejak lama, berawal dari diskusi informal berlatar idealisme. Kita butuh event besar yang bisa menampung musik jazz dari berbagai aliran,” kata dia.
Dari idealisme itulah, pada 2011, mulai digelar Jazz Traffic Festival, sebuah event yang meramu dan memadukan keanekaragaman genre music jazz. Sejak saat itu, setiap tahun, Suara Surabaya terus menggelar event yang mulai menjadi sebuah icon event jazz di Surabaya. Tahun ini, event Jazz Traffic Festival telah memasuki tahun ke 5, lebih dari 200 artis dipastikan akan ikut mewarnai gelaran yang akan digelar pada 28-29 November 2015 ini.
Bertempat di Convex Grand City Surabaya, ada 3 stage yang nanti akan menyemarakkan Jazz Traffic Festival 2015. Mereka yang akan tampil diantaranya adalah Judika, Kunto Aji, Glenn Fredly, Kahitna, hingga Krakatau. Tak hanya lagu lawas, beragam lagu anyar hingga lagu yang belum mereka rilis juga akan dimainkan secara perdana di Jazz Traffic Festival kali ini.
Krakatau misalnya, dalam penampilan kali ini, mereka tak hanya akan membawakan beragam lagu dari sembilan ambil mereka. “Di Jazz Traffic Festival kali ini, kami akan membawakan beberapa lagu dari album yang saat ini sedang proses pengerjaan,” kata Gilang Ramadhan.
Rudi Hartono, sekretaris panitia Jazz Traffic Festival mengungkapkan, event kali ini tak sekadar menyuguhkan musik, melainkan juga akan membawa penonton mampu meresapi dan merayakan jazz secara keseluruhan. “Jazz Traffic adalah sebuah ikon kota sehingga penonton tidak sekadar menikmati musik, tapi juga kami bawa untuk turut merayakan jazz,” ujarnya.
Selain itu, pertemuan dan dialog antar musisi jazz lintas genre juga komunitas, menjadi brand yang tidak terhapus dalam penyelenggaraan Jazz Traffic Festival 2015. Komunitas jazz lokal, nasional, bahkan internasional bahkan bisa berbagi wawasan untuk memperkaya talenta masing-masing di event ini.
Tentang Jazz Traffic
Jazz Traffic adalah sebuah program siaran di Radio Suara Surabaya yang mengudara sejak tahun 1983. Adalah Bubi Chen sang virtuoso musik jazz internasional dari Surabaya pernah ikut mengasuh siaran Jazz Traffic sejak tahun 1985 sampai wafat pada tahun 2012. Om Bubi, sapaan Bubi Chen, diberi slot siaran program Jazz Traffic “Bubi Chen Show” seminggu sekali.
Siaran Jazz Traffic kini tidak hanya memperdengarkan komposisi-komposisi jazz, tapi juga mengapresiasi musisi dan mengenalkan sub genre Jazz Tradisional hingga Free Jazz dan Acid Jazz. Selama 31 tahun mengudara, Jazz Traffic telah membentuk komunitas-komunitas jazz yang solid, tidak hanya di Kota Surabaya, melainkan kota-kota lain di Indonesia. (JTF 2015). (Naskah: Press Release (1) )
Discussion
No comments yet.